Putus cinta di kala sma | puisi patah hati ditinggal kekasih
Puisi ini di tulis oleh sesorang yang gelisah tak menentu akan kekasihnya yang jauh disana, selingkuh? mungkin saja, ataukah kesalahan komunikasi?.
Puisi patah hati ditinggal kekasih.
Engkau pergi bagaikan angin yang berhembus meninggalkan diriku
didalam kesunyian bersama dengan kegelapan yang menyelimuti diriku
sedangkan engkau bersama dengan seorang wanita yang jauh lebih baik dari pada diriku
engkau tak pernah menyadari rasa yang ada pada hatiku
yang ada padamu hanyalah cinta yang begitu dalam kepada dirinya
sedangkan diriku hanya ada kekecewaan yang begitu menyakitkan
jika ada seseorang yang mau mengerti perasaanku mungkin ku tak akan pernah menderita seperti ini
diriku bagaikan daun yang berguguran yang tak kan pernah lagi berguna untuk pohonnya
dan mudah hancur oleh apa pun juga
kapankah penderitaan ini akan berakhir
kenapa selalu aku yang menanggung penyiksaan dan ancaman yang selalu datang padaku
mungkin memang ku tak sempurna di mata mu
aku tak kan pernah bisa jauh lebih baik dari pada dirinya
kan ku coba melawan hati ini dan terus tersenyum walau hati ini terluka
dan walau ku tak bisa memiliki dirimu tetapi ku percaya bahwa kau akan selalu ada di hatikutuk selamanya
maafkanku karena telahmengganggu hatimu dan hatinya
aku sadar bahwa ku memang tak pantas untuk mu dan siapa pun juga
biarlah engkau selalu ad di hatiku tuk selamanya..
Mengunyah dengan Lambat Kurangi Asupan Kalori
Kompas.com - Demi kepraktisan banyak orang memilih makanan "siap minum" sehingga tak perlu repot mengunyah berbagai jenis makanan. Padahal, mengunyah sebenarnya adalah kunci untuk meningkatkan rasa kenyang.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa orang yang makan dengan perlahan dan mengunyah makanannya tanpa terburu-buru, mengasup kalori lebih sedikit.
Dalam riset terbaru, para peneliti membandingkan antara mereka yang mengunyah makanannya dengan orang yang langsung meminum makanannya.
Penelitian dilakukan terhadap 20 pria sehat yang dibagi dalam tiga kelompok, yakni mereka yang memakan langsung beberapa buah dan segelas air, kelompok yang mengonsumsi makanan yang diblender dengan sendok, serta keompok yang meminum buah-buahan yang diblender.
Hasilnya, dua kelompok pertama memiliki level kepuasan dan rasa kenyang yang sama dibandingkan dengan kelompok yang meminum jusnya. Kelompok yang meminum jus itu juga diketahui memiliki rasa keinginan untuk makan lagi jauh lebih besar dibanding kelompok yang mengunyah makanannya.
Para ahli mengungkapkan bahwa kegiatan mengunyah akan memperlambat proses mengasup makanan. Studi yang dilakukan di Denmark juga menemukan orang yang makan dengan perlahan mengonsumsi makanan 24 persen lebih sedikit dibanding dengan yang makan cepat.
8 Makanan Anti Kanker Kolorektal
- Kanker kolorektal atau usus besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Para ahli menerangkan bahwa dengan membuat perubahan gaya hidup dapat mencegah sekitar 70 persen berkembangnya kanker usus besar. Untuk melindungi diri Anda dari ancaman kanker tersebut, sudah saatnya Anda membuat rencana dan program diet yang tepat, khususnya dengan mengonsumsi beberapa makanan berikut, yang dipercaya menjadi musuh utama kanker kolon :
1. Kacang, lentil, kacang polong dan makanan lain tinggi kadar folat
Perbanyak makanan seperti yang telah disebutkan di atas jika salah satu anggota keluarga Anda mengidap kanker kolorektal. Selain kaya dengan serat, makanan tersebut juga tinggi kandungan folat, vitamin B yang melindungi sel DNA dari kerusakan. Menurut sebuah studi dari Harvard University melibatkan hampir 89.000 wanita diketahui bahwa mereka - yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal - yang mengonsumsi lebih dari 400 mcg (mikrogram) folat setiap hari, berisiko 52 persen lebih rendah mengidap kanker kolorektal ketimbang wanita yang mengkonsumsi hanya 200 mcg folat sehari . Anda bisa mendapatkan sekitar 100 sampai 150 mcg hanya dengan makan secangkir buncis atau bayam matang. Satu buah jeruk berukuran sedang juga mengandung sekitar 50 mcg.
2. Susu
Susu memiliki peran sangat vital dalam membangun pertumbuhan tulang yang kuat. Tapi tidak banyak yang tahu bahwa susu juga dapat membantu melindungi Anda dari kanker usus besar. Riset yang melibatkan lebih dari setengah juta orang menunjukkan bahwa minum setidaknya secangkir susu setiap hari dapat menurunkan risiko kanker usus besar dan rektum sekitar 15 persen. Sementara, mereka yang minum lebih dua gelas sehari, risikonya menurun 12 persen.
Sebuah rekomendasi menganjurkan, seseorang harus memenuhi setidaknya 250 mililiter susu sehari. Mengingat lemak jenuh terkait dengan pertumbuhan tumor, maka akan lebih baik jika Anda memilih susu rendah lemak atau susu skim.
3. Sayuran dari keluarga Cruciferous
Jenis sayuran yang dimaksud antara lain brokoli, kubis, kembang kol, lobak. Sayuran kelompok ini merupakan pelawan kanker paling kuat karena mengandung berbagai senyawa yang mampu mengusir kanker, yang merusak sel DNA. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa orang yang makan sayuran 50 persen memiliki risiko lebih rendah mengidap kanker usus besar ketimbang mereka yang makan dalam jumlah sedikit. Anda harus memenuhi setidaknya empat setengah cangkir (125 mililiter) porsi setiap minggu.
4. Gandum, buah-buahan dan sayuran tinggi serat
Meski tidak ada penelitian yang secara pasti dapat membuktikan manfaat serat untuk mencegah kanker kolon, tetapi para ahli masih mendorong agar seseorang makan lebih dari 15 gram serat setiap harinya. Mengapa? Karena serat dapat dengan cepat membantu makanan melewati sistem pencernaan, sehingga bila ada makanan yang bersifat karsinogen, makanan itu tidak berlama-lama tinggal di saluran pencernaan.
Sebuah riset berskala besar European Prospective Investigation of Cancer and Nutrition (EPIC) menunjukkan bahwa orang yang makan banyak serat, 40 persen lebih kecil kemungkinan mengembangkan kanker usus besar.
5. Kunyit
Kunyit adalah jenis rempah-rempah yang cukup banyak dikenal dan sering digunakan sebagai bumbu masakan. Warna kuning alami dalam kunyit yang disebut curcumin, dipercaya sebagai agen anti kanker dan memiliki efek anti-inflamasi (meredam peradangan yang yang dianggap berkontribusi untuk pertumbuhan tumor). Curcumin juga dapat membantu membersihkan karsinogen dalam tubuh sebelum merusak sel DNA dan membantu memperbaiki kerusakan sudah terjadi.
Penelitian di laboratorium menunjukkan rempah-rempah ini juga membantu menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Tidak ada rekomendasi yang dianjurkan, namun Anda hanya perlu untuk menggunakannya lebih sering dalam campuran masakan Anda.
6. Ikan dan ayam
Berbagai riset menunjukkan bukti hubungan antara konsumsi daging merah dan risiko kanker usus besar. Tapi Anda tidak perlu takut untuk mengonsumsi daging, karena daging ayam dan ikan bisa menjadi pilhan alternatif.
Hasil dari penelitian dari EPIC menunjukkan bahwa makan sedikitnya 300 g ikan (dua atau tiga porsi) seminggu dapat menurunkan risiko kanker usus sebesar 30 persen. Temuan ini tidak begitu mengejutkan. Jika Anda memilih ikan berlemak seperti salmon atau makarel, secara langsung Anda akan mendapatkan asam lemak omega-3 lebih banyak yang membantu mengurangi peradangan pada usus.
Jika Anda tidak terlalu suka makan ikan, coba ayam. Studi menunjukkan bahwa konsumsi daging ayam tidak seperti daging merah, karena tidak secara aktif memicu kanker usus besar. Ingat, sebagian besar lemak ayam terdapat di kulit, sehingga sangat disarankan untuk membuang kulit ayam sebelum dimasak.
7. Bawang putih dan bawang merah
Bawang putih mungkin tidak dapat melindungi Anda dari vampir, tetapi bisa membantu mengusir kanker usus besar. Baik bawang putih dan bawang merah mengandung sulfida, yang membantu untuk membersihkan zat karsinogen dan sel kanker. Riset menunjukkan, wanita yang mengkonsumsi 1-2 siung bawang putih per minggu memiliki risiko 32 persen lebih rendah terkena kanker usus besar ketimbang wanita yang jarang makan bawang putih.
Dan menurut sebuah studi yang meneliti konsumsi buah dan sayur di antara lebih dari 650 orang di Australia Selatan menunjukkan bahwa peserta yang sering makan bawang risiko mengidap kanker kolon berkurang menjadi 52 persen. Makan beberapa siung bawang putih dan sekitar setengah cangkir (125 mL) bawang setidaknya beberapa kali seminggu dapat membantu menurunkan risiko kanker Anda.
8. Teh hitam dan teh hijau
Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa senyawa dalam teh membantu menonaktifkan agen penyebab kanker. Bahkan senyawa tersebut juga mampu menghalangi pertumbuhan sel kanker. Di antara lebih dari 35.000 perempuan yang terlibat dalam Lowa Women Health Study menunjukkan, mereka yang minum dua cangkir atau lebih teh setiap hari hampir 30 persen lebih rendah terserang kanker usus ketimbang mereka yang jarang minum teh.
Dan sementara mereka terutama minum teh hitam, itu perlu dicatat bahwa teh hijau mengandung lebih dari senyawa antioksidan yang disebut catechin, yang muncul untuk bekerja keajaiban.
Gemar Makan Apel, Diabetes Jauh
- Penelitian terbaru dari Amerika Serikat menemukan bahwa konsumsi beberapa jenis buah-buahan seperti blueberry, apel dan pir berkaitkan dengan risiko lebih rendah mengidap diabetes. Menurut peneliti, buah-buahan ini banyak mengandung flavonoid, senyawa alami yang hadir pada buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, yang berdasarkan hasil beberapa riset terkait dengan manfaat kesehatan seperti rendahnya risiko penyakit jantung atau kanker.
"Orang yang mengonsumsi blueberry atau apel dalam jumah yang lebih tinggi, mereka cenderung memiliki risiko rendah terkena diabetes tipe 2," kata An Pan, seorang peneliti dari Harvard School of Public Health.
Menurut Pan, temuan ini menunjukkan adanya asosiasi, tetapi tidak secara langsung membuktikan bahwa buah-buahan itu dapat mencegah diabetes.
Riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini menunjukkan hasil yang sejalan dengan beberapa riset sebelumnya yang telah lebih dulu menghubungkan diet tinggi buah-buahan (kaya flavonoid) berkaitan dengan penurunan risiko hipertensi.
Menurut American Diabetes Association, sekitar 26 juta orang Amerika mengidap penyakit diabetes. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi atau menggunakan insulin, hormon yang mengubah glukosa dalam darah menjadi energi.
Diabetes tipe 2 biasanya dapat dikontrol dengan olahraga serta perubahan pola makan dan tanpa insulin.
Dalam risetnya, peneliti dari U.S. National Institutes of Health melacak pola diet sekitar 200.000 pria dan wanita selama 24 tahun. Para peserta, di minta untuk mengisi kuisioner tentang seberapa sering mereka mengonsumsi makanan dan minuman tertentu dengan ukuran porsi standar. Pada awal riset, seluruh peserta diketahui tidak ada yang menderita diabetes, tetapi selama periode penelitian berlangsung, sebanyak 12.600 peserta didiagnosis dengan diabetes.
Hasil riset menemukan bahwa mereka yang gemar mengonsumsi blueberry memiliki risiko 23 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang tidak makan blueberry. Sementara peserta yang makan lima atau lebih apel seminggu juga memiliki risiko 23 persen lebih rendah terkena diabetes ketimbang peserta yang tidak makan apel.
Para peneliti mengungkapkan bahwa senyawa flavonoid pada buah-buahan tersebut mungkin memberikan efek yang menguntungkan dalam menekan risiko diabetes. "Kami menemukan hasil yang konsisten dari tiga hasil riset. Di mana ketiga penelitian menunjukkan bahwa konsumsi apel dan blueberry bermanfaat untuk mencegah diabetes tipe 2," kata Pan.
Menurut Pan, temuan tersebut telah memperhitungkan faktor risiko lain, seperti berat badan, merokok dan riwayat keluarga diabetes. "Temuan ini sangat bagus karena mendorong kita untuk mengonsumsi buah-buahan secara langsung ketimbang jus buah (olahan)," katanya, mengutip bukti terbaru bahwa jus buah olahan yang diberi gula dan zat tambahan lain dapat meningkatkan risiko diabetes.
Diet Khusus Biar Tak Mudah Lapar
- Rasa lapar tak selamanya merupakan sinyal tubuh kita memerlukan energi. Seringkali lapar timbul sebagai sinyal bahwa kita memerlukan kenyamanan, yang bagi sebagian orang dapat dipenuhi dari makanan.Bagi orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan, lapar menjadi musuh tersendiri karena jika perut tak segera diisi dorongan untuk makan berlebihan pun semakin besar. Untuk menyiasatinya, pakar gizi dari Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. Fiastuti Witjaksono, Sp.GK (K) menyarankan untuk menerapkan pola makan tinggi protein.
"Seperti halnya serat, protein juga punya efek mengenyangkan karena ia memiliki termik efek yang tinggi yakni proses pemakaian energi untuk mengubah makanan yang kita asup," kata Dr. Fiastuti di Jakarta, Selasa (13/3/2012).
Ia menjelaskan, di dalam saluran cerna, protein akan merangsang peningkatan hormon anoreksigenik dan menurunkan hormon roksigenik. "Hormon aneroksigenik membuat nafsu makan berkurang," katanya.
Dalam penelitian disertasi yang dilakukannya, Fiastuti meneliti 60 orang perempuan obesitas yang dibagi menjadi tiga kelompok pola makan. Hasilnya, mereka yang memiliki pola makan tinggi protein cenderung lebih jarang lapar sehingga asupan kalorinya lebih sedikit.
"Menurut angka kecukupan gizi, seharusnya kita mengonsumsi protein 15-20 persen dari total kalori. Untuk mereka yang ingin berdiet bisa menerapkan jumlah kalori lebih tinggi lagi yakni sekitar 40 persen," katanya.
Diet tinggi protein bisa diterapkan dengan mengasup susu tinggi protein, putih telur, atau ikan. "Untuk mudahnya, kita mengonsumsi lauk pauk lebih tinggi dari karbohidrat," paparnya.
Ditambahkan olehnya, diet tinggi protein ini akan lebih efektif jika digabungkan dengan serat. "Jangan lupa memasukkan sayur dan buah dalam pola makan," katanya.
Kendati begitu, Fiastuti menyarankan agar diet tinggi protein ini diterapkan pada satu waktu makan saja, misalnya saat sarapan atau saat kita akan lembur di kantor. Dengan demikian kita tidak tergoda untuk ngemil berlebihan.
"Tidak disarankan untuk melakukan diet tinggi protein terus menerus karena bisa menyebabkan kita kekurangan nutrisi," pungkasnya.
Sibuk Jadi Alasan Tak Terapkan Gaya Hidup Sehat
Kompas.com - Sebuah survei terbaru dari American Heart Association (AHA) menemukan, kurangnya waktu menjadi menjadi alasan utama mengapa hanya 12 persen orang dewasa Amerika yang secara teratur menjalankan kebiasaan hidup sehat seperti makan yang benar, berolahraga, dan menyikat gigi. Meski survei ini terjadi di Amerika, namun rendahnya kesadaran melakukan gaya hidup sehat juga ditemui di tanah air.
Survei menemukan bahwa sebanyak 80 persen responden mengaku berusaha keras untuk makan setidaknya sembilan porsi buah dan sayuran sehari, dan sekitar 60 persen mengatakan mengalami kesulitan mendapatkan waktu untuk berolahraga sebagaimana yang direkomendasikan - setidaknya 150 menit seminggu untuk aktivitas sedang, seperti jalan cepat.
Survei tersebut juga menunjukkan, sebanyak 25 persen responden tidak pernah menyikat gigi mereka setidaknya dua kali sehari, seperti yang direkomendasikan.
Namun sisi positifnya, hasil survei memperlihatkan bahwa 90 persen responden mengaku bahwa mereka ingin meningkatkan derajat kesehatan mereka.
"Dengan berjalan kaki selama 30 menit , makan lebih banyak buah dan sayuran, menyeimbangkan kalori, melakukan aktivitas fisik untuk mencapai berat badan yang ideal atau menjaga kebersihan mulut - itu semuanya memberikan kontribusi untuk gaya hidup sehat secara keseluruhan," kata juru bicara AHA, Dr Tracy Stevens, seorang profesor dan ahli jantung, Saint Luke Cardiovascular Consultan, Kansas City.
Pertajam Memori Otak dengan Buah Beri
Kompas.com - Kelompok buah beri, seperti blueberry, blackberry, atau strawberry, mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Karena itu buah ini sangat direkomendasikan untuk memperlambat penuaan dan mencegah radikal bebas. Manfaat lainnya yang baru-baru ini diketahui adalah meningkatkan fungsi otak dan mencegah penurunan memori akibat penuaan.
"Selain terkenal karena efek antioksidan, konsumsi buah beri juga memiliki efek langsung pada otak," kata peneliti, Marshall Miller, dari USDA-ARS Human Nutrition Research Center on Aging, dan rekan yang mempublikasikan temuannya dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry.
Para peneliti mengatakan, hasil studi laboratorium pada hewan menunjukkan bahwa diet tinggi buah kelompok beri memberikan efek menguntungkan pada jalur sinyal otak dalam mencegah terjadinya peradangan dan kematian sel. Efek perbaikan pada fungsi otak tersebut bahkan membantu mencegah terjadinya gangguan otak seperti Alzheimer dan demensia, yang berkaitan dengan usia.
Cara kerja berry pada otak
Pada temuan terbarunya, peneliti mempelajari tentang efek dari konsumsi beri pada sinyal otak atau komunikasi internal dan perilaku. Hasil temuan menunjukkan bahwa konsumsi buah beri seperti pada hewan dan manusia berkontribusi dalam mencegah penuaan pada otak dalam berbagai cara.
Pertama, kandungan antioksidan yang tinggi beri membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oleh radikal bebas berbahaya, yang dilepaskan dalam tubuh dari proses "oksidasi."
Kedua, beri mengubah cara neuron di otak dalam berkomunikasi satu sama lain. Perubahan ini dapat mencegah peradangan yang dapat menyebabkan kerusakan sel otak dan dengan demikian meningkatkan kontrol gerakan dan fungsi.
Sebagai contoh, peneliti mengatakan bahwa hasil temuan telah menunjukkan bahwa beri mampu meningkatkan fungsi otak dan mengontrol pergerakan pada hewan.
Selain itu, beberapa studi pada manusia juga telah menunjukkan bahwa suplementasi diet dengan buah beri dapat mengurangi peradangan pada manusia. Anggur dan blueberry juga telah terbukti memperbaiki fungsi otak pada orang dewasa dengan gangguan mental ringan.
Para peneliti mengatakan, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk menentukan apakah efek menguntungkan pada fungsi otak merupakan hasil dari senyawa tertentu dari buah berry atau kombinasi unik dari bahan kimia yang terdapat dalam setiap buah beri.

