Lewat aktivitas bisnisnya, ia menjadi salah satu sosok berpengaruh di AS.
"Saya ingin bisa menginspirasi setiap orang, terutama kaum muda, wanita, dan para gadis. Saya ingin katakan bahwa perempuan juga punya kesempatan yang sama (dengan pria) untuk menggapai impian." Adalah Anoushe Ansari yang mengucapkan kalimat penuh optimisme ini.
Wanita berusia 45 tahun asal Iran ini memang selalu memiliki sekaligus menggaungkan semangat untuk maju. Berbekal semangat pantang menyerah itu pulalah ia sukses menaklukkan Amerika Serikat (AS) lewat aktivitas bisnisnya.
Menjelajah AS sejak remaja, Ansari menapaki kehidupan yang sarat perjuangan. Lantaran tak menguasai bahasa Inggris, awalnya ia sulit beradaptasi di negeri ini. Namun, bukan Ansari namanya jika menyerah dan putus asa. Dengan terus memupuk optimisme, ia mampu melewati masa sulit itu. Bersosialisasi dengan orang-orang di AS tak lagi masalah. Begitupun untuk urusan sekolah, tak menemui hambatan.
Didorong oleh keluarga yang mencintai pendidikan, ia berhasil meraih gelar sarjana komputer dari George Mason University. Sementara dari George Washington University, ia menggondol gelar master di bidang teknik elektro. Gelar master teknik elektro ini memberi jalan baginya untuk bekerja di sebuah perusahaan listrik raksasa, MCI. Jenjang sosialnya pun meningkat.
Tak mau terus-terusan jadi karyawan, Ansari dan suaminya mendirikan perusahaan telekomunikasi, Telecom Technologies Inc, pada 1993. Tujuh tahun kemudian, perusahaan ini merger dengan nilai besar ke Sonus Network Inc. Di jagat bisnis, Ansari juga dikenal sebagai pendiri dan pemilik perusahaan informasi dan teknologi, Prodea Systems.
Di kalangan kolega dan orang-orang dekatnya, Ansari dikenal dengan kepribadiannya yang hangat. Ia juga selalu mengutamakan kepuasan konsumen. Hal inilah yang mendorong perkembangan jejaring bisnisnya.
Selain berbisnis, Ansari juga giat dalam kegiatan sosial. Pada 2004, misalnya, ia dan keluarganya mendonasikan dana 10 juta dolar AS kepada X Prize Foundation, sebuah LSM yang peduli pada masalah lingkungan dan sosial. Sebagai wujud terima kasih atas sumbangan itu, lembaga ini mengabadikan nama Ansari dalam penghargaan bagi karya desain pesawat luar angkasa dan eksplorasi angkasa. Nama penghargaan itu adalah Ansari X Prize.
Beragam kegiatan sosial Ansari rupanya menarik perhatian berbagai pihak. Maka, beberapa kali dia meraih penghargaan, di antaranya World Economic Forum Young Global Leader, the Working Woman's National Entrepreneurial Excellence Award, George Mason University's Entrepreneurial Excellence Award, George Washington University's Distinguished Alumni Achievement Award, dan The Ernst & Young Entrepreneur of the Year Award for Southwest Region.
Di bawah kepemimpinannya, Telecom Technologies pernah ditahbiskan sebagai salah satu dari 500 perusahaan teknologi dengan perkembangan bisnis tercepat versi majalah Deloitte & Touche's. Ia pun pada 2001 dinobatkan oleh Fortune Magazine sebagai salah satu orang berpengaruh di AS.
Belajar astronomi
Pada September 2006, Ansari kian populer di AS. Selama beberapa hari, nama dan wajahnya menghiasi halaman depan surat kabar AS. Kali ini bukan lantaran geliat bisnisnya, melainkan penerbangannya ke luar angkasa. Ya, dialah Muslimah pertama yang melancong ke antariksa. Terbang bersama Soyuz TMA-9, Ansari menjadi orang sipil keempat yang membiayai perjalanannya sendiri ke luar angkasa.
Namun, kepada siapa pun Ansari selalu menyebut dirinya sebagai orang Iran pertama yang terbang ke luar angkasa. Ini menunjukkan betapa ia tak pernah melupakan Tanah Airnya. Pengalamannya mengangkasa bersama International Space Station, ia tuliskan dalam sebuah blog yang dibuat saat berada di antariksa.
Kesempatan bertualang di antariksa membuatnya jatuh hati pada dunia astronomi. Maka, ia pun memutuskan untuk kembali ke bangku kuliah dan belajar astronomi. Pilihannya jatuh pada pendidikan master bidang astronomi di Swinburne University. Ia juga menjadi anggota Association of Space Explorers (Asosiasi Penjelajah Luar Angkasa) dan terlibat dalam beberapa proyek sosial yang terkait dengan penjelajahan luar angkasa, antara lain, proyek Teacher's in Space.
Setelah ini semua, pencapaian apa lagi yang akan dibuat Ansari? Yang pasti, Ansari ingin berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi bagi orang banyak. Ia punya prinsip, selagi mampu dan masih muda, dia ingin mengubah dunia menjadi tempat terbaik bagi generasi selajutnya. "Kuncinya ada pada pendidikan dan teladan dari orang tua," ujarnya. Dia juga mengagumi kata-kata kondang milik Mahatma Gandhi: "Ubahlah apa yang ingin engkau ubah dari dunia ini." ed: wachidah handasah