Nutz Culture menggabungkan konsep bar dan restoran Sport Bar ala Asia, Tak Cuma Bisa Nobar

Nutz Culture menggabungkan konsep bar dan restoran dengan suasana lounge yang nyaman. Hiburan menjadi kebutuhan masyarakat urban di kota besar seperti Jakarta. Tak hanya untuk kalangan profesional yang butuh bersosialisasi sambil menghibur diri, tetapi juga keluarga yang ingin bersenang-senang di akhir pekan. Nutz Culture, sport bar ala Asia yang menggabungkan konsep bar dan restoran dengan suasana lounge yang nyaman, berusaha memenuhi kebutuhan hiburan kalangan urban ini.

Layaknya sport bar, Nutz Culture menyuguhkan fasilitas untuk nonton bareng (nobar) berbagai pertandingan olahraga. Pertandingan sepakbola menjadi primadonanya, diikuti Formula 1, Moto GP, dan berbagai pertandingan olahraga lain yang sedang digemari seperti Australia Open, misalnya. Layar besar 3x4 meter diapit TV Plasma 50 inci memfasilitasi kebutuhan nobar ini. Ditambah LCD TV 32 inci dengan lima pilihan saluran olahraga dan satu saluran bebas, tersedia di setiap area lounge dengan sofa yang empuk, memberikan pemandangan tak biasa dalam sebuah bar. Maklum, umumnya bar ala barat tak menghadirkan tempat duduk nyaman seperti berada di lounge.


Panggung utama dengan latar belakang layar besar juga dipersiapkan untuk pertunjukan musik yang tematik jelang akhir pekan. Bar berkapasitas 120 orang (duduk) hingga 175 (berdiri) ini dirancang bukan sekadar sebagai bar tempat nobar. Suasana berbeda bak berada di rumah bersama keluarga, dengan menu makanan yang didominasi fusion Korea, juga ditawarkan. Meski begitu, suasana bar dengan penataan area bar gaya barat tetap dipertahankan. Juga tata ruang dengan konsep staging yang memudahkan pengunjung untuk menyaksikan pertunjukan atau pertandingan olahraga melalui layar besar, lebih nyaman.


Perpaduan konsep bar ala barat, dengan menu hidangan Korea, dan suasana nyaman yang dibutuhkan masyarakat urban di Jakarta inilah yang membuat Nutz Culture menyebut dirinya sport bar ala Asia pertama yang hadir di Indonesia. "Sport bar ala Asia ini 60 persennya adalah bar, 40 persennya restoran. Penggabungan konsep bar dan lounge bikin orang rileks saat masuk dan merasa seperti di rumah," jelas Aldi Prasetya, Operational Manager Nutz Culture kepada Kompas Female, seusai jumpa pers di Nutz Culture, Senayan City, Jakarta, Selasa (7/2/2012).


Sentuhan Asia
Makanan Korea menjadi pembeda sport bar ini. Aldi mengatakan, umumnya bar menghidangkan sajian makanan ala Amerika dan Eropa. "Lantas mengapa (kami menawarkan hidangan) Korea? Ini tak ada kaitannya dengan K-Pop yang sedang tren, namun lebih kepada memberikan sesuatu yang beda. Terutama untuk memancing rasa penasaran orang dengan berbagai jenis makanan fusion Korea," jelas Aldy, sambil menyebutkan bahwa 60 persen hidangan yang ditawarkan adalah menu fusion Korea, sedangkan 40 persennya campuran termasuk menu western.


Aldy berharap, pengalaman berbeda dari sport bar ini bisa dinikmati berbagai kalangan. Terutama dengan suasana rumahan dan suguhan menu yang memancing rasa ingin tahu untuk mencobanya, seperti Bonchon Chicken, Bibimbap, Galbi Tang, Mandu, dan lainnya. Seperti bar pada umumnya, minuman seperti cocktail dan bir juga dihidangkan, selain jus dan ragam minuman lainnya.


Rata-rata konsumsi pengunjung bar ini berada dalam kisaran Rp 120.000-Rp 150.000 per orang. Sport bar ini memang menyasar kelas ekonomi A dan B+, usia dewasa, dengan pembatasan tegas bagi pengunjung di bawah 21 tahun untuk berada di area bar mulai pukul 21.00. "Rata-rata pengunjung yang gemar nobar berusia 25-40, dan 80-90 persennya laki-laki, dan sisanya perempuan. Biasanya mereka yang nobar mengajak pasangan atau istri. Bahkan beberapa pertandingan seperti F1, ada keluarga yang mengajak anak-anak nobar," jelas Aldy.


Bukan hanya nobar, Nutz Culture dirancang sebagai sport bar yang dapat beralih fungsi menjadi tempat perayaan atau event khusus. Sebut saja perayaan ulang tahun, hari jadi, private wedding, pertemuan bisnis, ruang rapat, dan berbagai acara lainnya. Anda harus memesan tempat untuk mendapatkan fasilitas ini, apalagi jika mengharuskan Nutz tutup untuk publik. "Untuk event khusus biayanya bervariasi, antara Rp 25 juta - Rp 50 juta, termasuk makanan dan minuman dengan model buffet, dan close for public," jelas Ratna Savitri, Coorporate Secretary Nutz Culture kepada Kompas Female.


Bar yang berlokasi di Senayan City ini buka mulai pukul 11.00 hingga 00.00 (hari kerja), serta hingga pukul 02.00 (akhir pekan). Bar akan buka sampai pagi jika memang nobar pertandingan olahraga berlangsung dini hingga pagi hari. Meski berkonsep rumahan bukan berarti Anda bisa berpenampilan sembarangan. Nutz juga memberikan dress code yang dinilai mudah diikuti siapa saja, yakni smart casual.


"Kasual dengan bersepatu, sederhana saja. Petugas front liner pria kami bisa jadi contoh bagaimana berbusana smart casual, dengan t-shirt, celana kargo, dan ankle sport shoes," jelas Aldy.


Pastikan saja busana yang Anda pakai menambah kenyamanan saat menghibur diri di bar ini. Termasuk untuk menikmati ragam hiburan lainnya seperti Karaoke Night yang rencananya akan menjadi program di bar untuk semua pengunjung.




Description:
Berita tentang Nutz Culture menggabungkan konsep bar dan restoran Sport Bar ala Asia, Tak Cuma Bisa Nobar Di Posting dari Blog dalam kategori Labels: lcd tv, tekno . Melalui permalink http://yakinkah.blogspot.com/2012/02/nutz-culture-menggabungkan-konsep-bar.html. Rating: 4.5 Reviewer : - ItemReviewed: Nutz Culture menggabungkan konsep bar dan restoran Sport Bar ala Asia, Tak Cuma Bisa Nobar